Kromosom (bahasa Yunani: chroma,
warna; dan soma, badan) merupakan struktur di dalam sel berupa deret panjang molekul
yang terdiri dari satu molekul DNA[1]
dan berbagai protein terkait yang merupakan informasi
genetik suatu organisme,[2]
seperti molekul kelima jenis histon dan
faktor transkripsi yang terdapat pada beberapa deret,
dan termasuk gen
unsur
regulator dan sekuens
nukleotida. Kromosom yang berada di dalam nukleus
sel eukariota,
secara khusus disebut kromatin.[3]
Dalam kromosom eukariota, DNA yang tidak terkondensasi berada
dalam struktur order-quasi dalam nukleus, dimana ia membungkus histon (protein
struktural, Gambar 1), dan di mana material komposit ini disebut kromatin.
Selama mitosis
(pembelahan sel), kromosom terkondensasi dan disebut kromosom metafase. Hal
ini menyebabkan masing-masing kromosom dapat diamati melalui mikroskop
optik.
Setiap kromosom memiliki dua lengan, yang pendek disebut lengan p
(dari bahasa Perancis petit yang berarti
kecil) dan lengan yang panjang lengan q (q mengikuti p dalam
alfabet).
Prokariota
tidak memiliki histon atau nukleus. Dalam keadaan santainya, DNA dapat
diakses untuk transkripsi, regulasi, dan replikasi.
Kromosom pertama kali diamati oleh Karl
Wilhelm von Nägeli pada 1842 dan ciri-cirinya dijelaskan dengan detail oleh Walther
Flemming pada 1882. Sedangkan Prinsip-prinsip klasik genetika
merupakan pemikiran deduksi dari Gregor
Mendel pada tahun 1865[4]
yang banyak diabaikan orang hingga tahun 1902, Walter
Sutton dan Theodor
Boveri menemukan kesamaan antara perilaku kromosom saat meiosis
dengan hukum Mendel
dan menarik kesimpulan bahwa kromosom merupakan pembawa gen.[5]
Hasil penelitian keduanya dikenal sebagai teori
Sutton-Boveri atau hipotesis Sutton-Boveri atau teori hereditas
kromosom, yang menjadi kontroversi dan perdebatan para pakar kala itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar